Malam itu aku duduk sendirian di salah satu cafe ternama di kotaku, tiba-tiba ada seorang cewek cantik melirik kearahku. Aku Yang kala itu sedang galau tidak begitu memperhatikannya, tapi sebaliknya dia terus memandangiku. Bahkan dengan tatapan yang begitu tajam, ketika aku membalas tatapannya diapun menghampiriku dan aku hanya bisa terdiam.
Saat itu juga dia memperkenalkan dirinya, dia bernama Nindy saat ini masih kuliah di salah satu kampus yang sama dengan Vika pacarku. Tapi aku tidak bilang kalau aku ada pacar yang kuliah di kampus yang sama dengannya. Akupun memperkenalkan diriku, dia manggut-manggut begitu tahu namaku Jordan dan aku bilang kalau aku sudah bekerja di perusahaan swasta.
Aku melihat Nindy anaknya supel, dia begitu pandai membawa suasana menjadi lebih berwarna. Rasa galau hilang untuk sementara dengan melihat dan mendengarkan candaan darinya, bahkan aku sempat memberikan nomorku ketika kami berpisah. Pertemuan selama kurang lebih 2 jam itu memberikan kesan mendalam padaku, masih dapat aku lihat punggung Nindy ketika dia pergi dari tempat itu.
Beberapa hari setelah itu aku menjadi lebih pendiam lagi, mengikuti tingkah Vika yang terus saja membuatku galau bagaimana tidak. Kalau dia mau mengadakan pesta pertunangan dengan gaya modern, padahal pesta pernikahan kami rencananya masih lama. Akupun tidak kuat juga menghadapi permintaaanya itu, walau sering Vika meminta sesuatu yang tidak dapat aku penuhi.
Tapi kali ini dia sungguh keterlaluan. Dia tahu kalau aku hanya staf biasa di kantor, dengan gaji pas-pasan dapat membeli rumah minimalis dengan angsuran itu sudah cukup. Tapi bagi Vika itu masih belum cukup, hari itu ibuku menelpon menanyakan kabar pesta pertunanganku. Membuatku semakin pusing saja, akhirnya aku hanya bisa pergi keluar mencari suasana segar.
Sore itu aku memilih pergi ke salah satu pantai di kotaku, sampai disana aku berjalan menyusuri bibir pantai. Tiba-tiba kembali aku dikejutkan oleh seseorang yang memanggilku sambil melambaikan tangaanya, dari tempatku aku memperhatikan dia tapi masih saja aku tidak dapat mengenalnya tapi begitu dia mendekat akhirnya aku tahu dia Nindy bersama seorang temannya.
Dia mengajakku gabung dengannya, seperti biasa kalau bersama Nindy suasana beku jadi langsung mencair. Kembali aku dapat melupakan kegalauan hatiku tapi begitu Nindy pamit mau pergi aku merasa kembali dalam kesunyian, sepertinya Nindy tahu akan hatiku, tidak berapa lama kemudian dia kembali padaku. Dengan duduk di sebelahku dia terdiam tapi menatap tajam padakku.
Akhirnya aku yang memulai duluan untuk mengobrol ” Kenapa balik lagi…?” Tanyaku padanya namun dia tetap tidak menjawab tapi tangannya sudah memegang kedua tanganku “Kamu butuh teman bukan, makanya aku kembali untuk menemani kamu… kamu mau kan kita jadi sahabat… ” Aku menerima uluran tangan Nindy di tambah dia tersenyum manis padaku.
Kamipun mengobrol lama di tempat itu. Setelah lumayan lama, akupun mengajak Nindy untuk pergi dari tempat itu. Dan rumahku menjadi tempat tujuanku tapi Nindy menolak bahkan dia yang menawarkanku untuk singgah kerumahnya, tanpa pikir panjang akupun pergi kerumahnya. Sesampainya di sana ternyata Nindy hidup seorang diri di sini, dan rumah ini merupakan rumah kontrakannya.
Rumah dengan gaya minimalis itu membuatku betah berada di sana, tidak lama kemudian Nindy datang dengan segelas minuman. Kami ngobrol santai di ruang tengahnya itu, menjelang pkl 7 malam Nindy mengajakku untuk makan malam, tapi sebelumnya dia bilang kalau hendak masak dulu. Akupun mengiyakannya, sementara aku menunggu di ruang tengah Nindy berada di dapurnya.
Karena merasa nggak ada temannya akhirnya aku masuk kedalam dapur Nindy yang berada tepat di samping ruang tengah ” Sudah sana… kamu nunggu aja… ” Kata Nindy padaku, sementara aku tidak mau mendengarkan kata-katanya. Dengan mengambil celemek akupun mengambil peralatan dapur yang di pakai saat itu, dan Nindy melanjutkan masaknya.
Kemudian belum lama aku berada di sana, tiba-tiba aku memberanikan diri memeluknya dari belakang. Mungkin karena terbawa suasana malam itu yang sepi di dalam rumah Nindy, diapun hanya diam dan menerima pelukanku bahkan dia semakin kebelakang memberikan tubuhnya untuk aku pegang dan akhirnya akupun semakin berani dengan mencium pipi Nindy dari samping seperti dalam cerita sex.
Sedangkan tubuhku tetap memeluknya dari belakang, Nindy mendesah tatkala aku pegang teteknya dari belakang apalagi ketika tanganku meremasnya. Bagai sulit bernafas Nindy mendesah panjang ” OOouugghhh…. ooouugghhh… ja… ngan… disini…. Jordan… aaaagghhh… aaaagghhh… uuuggghh…. ” Mendengarnya akupun melangkahkan kakiku sambil terus memeluk tubuh Nindy dari belakang.
Seakan memberitahu ke arah mana aku harus membawanya, Nindy melangkah dalam pelukanku. Sampai di salah satu kamarnya akupun kembali menciumnya sambil terus melumat bibirnya. Dan aku membuka pakaiannya satu persatu hingga dia sudah telanjang bulat dalam hitungan menit, dengan bibirku kutelusuri lekuk tubuh Nindy sedangkan dia begitu menikmatinya.
Aku cium lehernya turun ke teteknya, di sana aku mainkan lidahku sambil terus memnilin putingnya. Lama juga aku mengulum puting itu bahkan Nindy sampai mendesah-desah ” Oouugghhh… jangan… di situ… Jor.. dan… aku nggak kuat…. aaaagghhh… ” Kemudian dia merebahkan tubuhnya sendiri sambil menggapaikan tangannya padaku, layaknya pemain dalam cerita sex sungguh matanya sudah di penuhi oleh nafsu.
Dengan perlahan aku masukkan kontolku, tapi begitu menemukan jalannya akupun menggoyang tubuh Nindy dengan kerasnya. Sampai-sampai aku melihat toketnya ikut bergoyang mengimbangi goyangan tubuhnya. Kemudian aku pegang toket tersebut sambil meremasnya hingga berkali-kali pula Nindy mengerang. Dia mengelus dan menarik dadaku dengan begitu kasarnya.
Ketika aku sudah merasa kalau tidak dapat menahan getaran dalam tubuhku akhirnya aku mempercepat goyanganku. Begitu Nindy mendesah bahkan menjerit kembali aku melumat bibirnya saat itu juga dia terdiam karena aku melumat dengan dahsyatnya. Nindy menggigit bibirku tapi aku tidak merasakan sakit sedikitpun yang ada malah gairah yang semakin memuncak.
Akupun mengangkat paha Nindy dan memasukkan kontolku dari arah belakang. sambil menuntunnya dengan tanganku akhirnya dapat masuk juga kontolku seketika aku bergerak maju mundur dari sampingnya. Nindy melihat ke arahku ” OOuuwww… oouuwww… ooouuuwww…. aaaagghh…. aaagghhh…. ” Sambil memegang tanganku dengan begitu kerasnya dia menarik-nariknya.
Sedangkan aku masih terus bergoyang dan sesekali memutar kontolku dalam liang senggamanya. ” Nggak..kuat… Jor.. dan… ooouuuaaagghh… oouugghhh… aaaggghhh…. ” Terus Nindy mengeluarkan desahan yang membuatku semakin mempercepat gerakanku. Karena lewat samping dan dalam posisi seperti itu akhirnya aku merasa kalau memeknya serasa begitu sempit.
Bagai akhir dalam cerita sex akhirnya aku kembali membalikkan tubuh Nindy seperti semula,diapun melebarkan pahanya saat itulah aku hujamkan kontolku masuk terus dalam liang senggamanya. Kini memek Nindy sudah terdengar ada yang basah, aku yakin dia sudah mencapai organsme berkali-kali. Kini dia mengimbangi permainanku dengan memutar pantatnya di bawah tubuhku.
Dengan menggoyang secara keras dan semakin cepat akhirnya tumpah sudah spermaku, yang begitu kental dan begitu nikmat saat keluar dari dalam kontolku. Aku dekap tubuh Nindy dan aku cium dia beberapa kali. Nindy tersenyum dan terus membalas sentuhan tanganku yang saat itu masih meraba-raba tubuh bugilnya. Kamipun tertidur di rumah Nindy malam itu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Cerita dewasa bergambar cindy abg yang montok"
Post a Comment